Saturday, February 28, 2015

Landasan Komunikasi Bisnis

KOMPONEN KOMUNIKASI BISNIS DAN ARUS INFORMASI KOMUNIKASI BISNIS

Komponen dasar Komunikasi[1]
1.      Pengirim pesan
Pengirim pesan adalah individu atau orang yang mengirim pesan. Pesan atau informasi yang akan dikirim berasal dari otak si pengirim pesan. Oleh sebab itu sebelum pengirim mengirim pesan, si pengirim harus menciptakan dulu pesan yang akan dikirimkannya. Menciptakan pesan adalah menentukan arti apa yang akan dikirimkan kemudian menyandi/encode arti tersebut ke dalam satu pesan. Sesudah itu baru dikirim melalui saluran.
2.      Pesan
Pesan adalah informasi yang akan dikirimkan kepada si penerima. Pesan ini dapat berupa verbal maupun nonverbal pesan secara verbal dapat tertulis seperti surat, buku, majalah, memo, sedangkan pesan yang secara lisan dapat berupa, percakapan tatap muka, percakapan melalui telepon, radio dan sebagainya. Pesan yang nonverbal dapat berupa isyarat, gerakan badan, ekpresi muka, dan nada suaru.
3.      Saluran adalah jalan yang dilalui pesan dari si pengirim dengan si penerima. Channel yang biasa dalam komunikasi adalah gelombang cahaya dan suaru yang dapat kita lihat dan dengar. Akan tetapi alat dengan apa cahaya atau suaru itu berpindah mungkin berbeda-beda. Misalnya bila dua orang berbicara tatap muka gelombang suara dan cahaya di udara berfungsi sebagai saluran. Tetapi bila pembicaraan itu melalui surat yang dikirimkan, maka gelombang cahaya sebagai saluran yang memungkinkan kita dapat melihat huruf pada surat tersebut. Kertas dan tulisan itu sendiri adalah sebagai alat untuk menyampaikan pesan. Kita dapat menggunakan bermacam-macam alat untuk menyampaikan pesan seperti buku, radio, film, televise, surat kabar tetapi saluran pokoknya adalah gelombang suaru daan cahaya. Disamping itu kita juga dapat menerima pesaan melalui indera penciuman, alat pengecap dan peraba.
4.      Penerima pesan
Penerima pesan adalah yang menganalisis dan menginterpresentasikan isi pesan yang diterima. Tugas dari si penerima sudah dijelaskan sebelumnya pada bagian B.
5.      Balikan
Balikan adalah respon terhadap pesan yang diterima yang dikirimkan kepada si pengirim pesan. Dengan diberikannya reaksi ini kepada si pengirim, pengirim akan dapat mengetahui apakah pean yang dikirimkan tersebut diinterpresentasikan sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si pengirim. Bila arti pesan yang dimaksudkan oleh si pengirim diinterpresentasikan sama oleh si penerima berati komunikasi tersebut efektif.

KOMPONEN KOMUNIKASI BISNIS[2] :
1.      Sumber (komunikator bisnis)
2.      Penyandian (pengurai sandi)
3.      Umpan balik/Umpan depan
4.      Saluran (channel)
5.      Konteks (context)
6.      Gangguan (noise)

Sumber (source) adalah pemrakarsa suatu pesan. Karena komunikasi bisnis melibatkan orang-orang yang berkomunikasi dengan orang lain dalam lingkungan organisasi, maka setiap orang menjadi sumber dari pesan-pesan tersebut. Proses komunikasi ini menjadi lebih rumit karena pada kenyataannya setiap sumber manusia adalah transceiver. Transceiver adalah sumber pengirim dan penerima pesan-pesan pada saat yang sama. Setiap sumber melakukan fungsi pengurai sandi (penerima) dan fungsi penyandi pada saat yang sama yaitu, setiap orang merumuskan dan mengirim pesan-pesan sambil merasakan dan memahami pesan-pesan tersebut.
Penyandian (Pengurai Sandi)  pada komunikasi, tindakan pemberian  arti simbol-simbol pada pemikiran misalnya, memutuskan kata-kata mana yang harus dikatakan atau ditulis disebut penyandian (encoding). Prosesnya adalah tindakan pemilihan simbol-simbol untuk pemikiran. Karena manusia cakap menggunakan semua pancainderanya, penyandi memilki bermacam-macam sandi untuk memilih dan menggabungkan ke dalam pengirim pesan. Menciptakan gelombang suara yang penuh arti adalah sandi yang tepat, yang pantas untuk penyandi dengan melalui suatu sumber menerjemahkan gelombang suara ke dalam pemikiran merupakan pengurai sandi. Fungsi sumber dan penerima adalah bersamaan, begitu pula dengan fungsi penyandian dan pengurai sandi.
Umpan balik/umpan depan sering serungkali melibatkan kombinasi pesan-pesan verbal dan nonverbal. Umpan balik tersusun berdasarkan informasi pesan-pesan yang dikirimkan sebelumnya, sedangkan umpan depan merupakan informasi mengenai pesan-pesan yang akan dikirimkan pada masa datang. Pesan-pesan umpan depan disusun untuk memberitahukan sesuatu kepada para pendengar mengenai isi pesan yang akan datang. Umpan depan meliputi pernyataan verbal, seperti “Tunggu, sampai anda mendengar hal ini” dan/atau indikator-indikator nonverbal, misalnya perubahan suasana hati. Kadang-kadang, tanpa kening berkerut merupakan perubahan dalam nada komunikasi. Komunikasi bisnis yang berhasil banyak bergantung kepada keefektifan dalam merasakan umpan balik disbanding dengan penggunaan dan pemahaman umpan depan yang meluas. Dengan kata lain, umpan balik adalah suatu hal yang esensial dan umpan depan adalah sesuatu yang fakultatif.
Saluran (channel) komunikasi adalah media tempat pesan-pesan disampaikan. Biasanya, digunakan lebih dari satu media. Ketika orang-orang berkomunikasi dalam lingkungan bisnis, mereka biasanya menggabungkan tampilan vocal (saluran pendengar) dan pandangan (saluran penglihatan). Sentuhan (saluran peraba), penciuman (saluran penciuman, dan perasa (saluran saraf) juga digunakan dalam saluran pesan dalam komunikasi.
Konteks. Seluruh komunikasi terjadi dalam suatu konteks (context) dari beberapa jenis.  Konteks fisik meliputi ruangan, objek nyata, pemadangan, dan sebagianya. Konsepsi konteks menurut sosio-psikologis meliputi factor-faktor, seperti status orang-prang yang terlibat dalam hubungan komunikasi, peran mereka, dan tingkat kesungguhannya. Dimensi pemilihan waktu atau suatu konteks meliputi hari dan rentetan peristiwa yang dirasakan yang terjadi sebelum peristiwa komunikasi.
Gangguan (noise) merupakan sifat yang melekat pada komuniksi. Gangguan mengubah dan mencanpuri penerimaan pesan. Penerimaan pesan ini mungkin behubungan dengan fisik psikologis, atau semantic. Gangguan fisik terdiri atas penglihatan dan suara eksternal, seperti cetakan buram, warna-warna yang membingungkan, suara mesin, dan sebagainya. Gangguan psikologis terjadi karena adanya prasangka dan penyimpangan dalam pikiran pengirim dan/atau penerima. Hal ini meliputi berbagai variable antarpersona, misalnya nilai-nilai, sikap, dan opini yang bertentangan. Gangguan semantik melibatkan kesalahpahaman arti yang di maksud karena seringkali kosa kata yang dipakai tidak memadai dan tidak lazim atau penggunaan bahasa teknik atau bahasa golongan tertentu.

ARUS INFORMASI KOMUNIKASI BISNIS
Meskipun semua organisasi harus melakukan komunikasi dengan berbagai pihak dalam mencapai tujuannya, perlu diketahui bahwa pendekatan yang dipakai antara satu organisasi dengan organisasi yang lain dapat bervariasi atau berbeda-beda. Bagaimana arus informasi komunikasi terjadi dalam suatu organisasi ? Secara umum, arus informasi komunikasi dapat dibedakan menjadi saluran komunikasi formal dan saluran komunikasi non formal.[3]
1.      Saluran Komunikasi Formal
Dalam struktur organisasi garis, fungsional, maupun matriks, akan tampak berbagai macam posisi atau kedudukan masing-masing sesuai dengan batas tanggung jawab dan wewenangnya. Dalam kaitannya dengan proses penyampaian informasi dari manajer kepada bawahan ataupun dari manajer ke karyawan, pola transformasi informasinya dapat berbentuk komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, komunikasi horizontal, dan komunikasi diagonal. Selanjutnya akan dibahas mengenai keterbatasan komunikasi formal (Montana, 1993; Greene, 1985).
a.      Komunikasi dari atas ke bawah
Secara sederhana, transformasi informasi dari manajer dalam semua level ke bawahan merupakan komunikasi dari atas ke bawah. Aliran komunikasi ini umumnya terkait dengan tanggung jawab dan kewenangan dalam suatu organisasi. Seorang manajer yang menggunakan jalur komunikasi ke bawah memiliki tujuan untuk menyampaikan informasi, mengarahkan, mengordinasikan, memotivasi, memimpin, dan mengendalikan berbagai kegiatan yang ada di bawah. Sebagai contoh, penyampaian pesan yang berasal dari manajer umu ke manajer produksi, kemudian ke bagian pabrik, selanjutnya baru sampai ke karyawan menggunakan saluran komunikasi yang cukup panjang dan berpotensi menimbulkan kesalahpahaman beromunikasi. Untuk memberikan gambaran yang lebih rinci tentang komunikasi dari atas ke bawah dalam suatu organisasi, lihatlah Gambar 1.1.

 Gambar 1.1 Komunikasi dari atas ke bawah

b.      Komunikasi dari Bawah ke Atas
Dalam struktur organisasi, komunikasi dari bawah ke atas berarti alur pesan yang disampaikan berasal dari bawah (karyawan) menuju ke atas (manajer). Pesan yang ingin disampaikan mula-mula berasal dari para karyawan yang selanjutnya disampaikan ke jalur yang lebih tinggi, yaitu ke bagian pabrik, manajer produksi, dan akhirnya ke manajer umum.
Kalau seorang bawahan memberikan informasi yang negative seperti munculnya kegagalan bidang pemasaran, kebocoran anggaran, menumpuknya hutang, dan lain-lain dalam suatu organisasi, berarti kinerja atau prestasi kerja yang ada di bagian atau bidang tersebut jelas tidak baik. Seorang bawahan umumnya tidak ingin prestasi kerjanya dinilai tidak berhasil atau gagal total, sehingga mereka memilih tidak melaporkan kegagalan tersebut sama sekali. Gambar 1.2 melukiskan alur komunikasi dari bawah ke atas.
Gambar 1.2 Komunikasi dari bawah ke atas

c.       Komunikasi Horizontal
Komunikasi Horizontal atau sering disebut juga dengan istilah komunikasi lateral adalah komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar/sederajat dalam suatu organisasi. Tujuan komunikasi horizontal antara lain untuk melakukan persuasi, mempengaruhi, dan memberikan informasi kepada bagian atau departemen yang memiliki kedudukan sejajar.
            Pada gambar 1.3 terlihat bagaimana terjadi komunikasi horizontal, yaitu komunikasi antara manajer pemasaran dengan manajer produksi, atau manajer produksi dengan manajer keuangan yang ditunjukan dengan garis penghubung terputus-putus. Komunikasi secara horizontal menjadi penting artinya manakala setiap bagian atau departemen dalam suatu organisasi memiliki tingkat saling ketergantungan yang cukup besar. Akan tetapi, jika masing-masing bagina dapat bekerja secara sendiri-sendiri tanpa harus bergantung pada bagian lainnya, komunikasi horizontal tidak sering atau minim dipakai.


Gambar 1.3 Komunikasi Horizontal

d.      Komunikasi Diagonal
Bentuk komunikasi yang satu ini memang agak lain dari beberapa bentuk komunikasi sebelumnya. Komunikasi diagonal melibatkan komunikasi antara dua tingkat (level) organisasi yang berbeda-beda. Contohnya adalah komunikasi formal antara manajer pemasaran dengan bagian pabrik, antara manajer produksi dengan bagian promosi, antara manajer produksi dengan bagian akuntansi, dan antara manajer keuangan dengan bagian penelitian. Deskripsi yang lebih rinci tentang bagaimana komunikasi diagonal dalam suatu organisasi dapat di lihat pada Gambar 1.4

Gambar 1.4 Komunikasi diagonal

e.       Keterbatasan Komunikasi Formal
Dilihat dari sudut pandang individual (perseorangan), komunikasi formal sering mebuat frustasi atau menjengkelkan bagi pihak tertentu, khususnya mengenai keterbatasan untuk masuk ke dalam proses pengambilan keputusan. Dalam struktur organisasi yang besar, untuk dapat berkomunikasi dengan manajer puncak harus terlebih dahulu melalui lapisan manajer yang ada di bawahannya. Artinya banyak jalur yang harus dilalui dapat berkomunikasi secara langsung dengan manajer puncak.
Kemudian, bagaimana jika dipandang dari sudut pandang perusahan? Dari sudut pandang perusahaan, masalah terbesar dengan saluran komunikasi formal adalah kemungkinan munculnya distorsi atau gangguan penyampaian informasi ke level yang lebih tinggi, karena setiap keterkaitan dalam jalur komunikasi berpotensi menimbulkan kesalahpahaman.
Setiap pesan yang mengalir dari atas maupun bawah memungkinkan adanya perubahan terhadap pesan aslinya. Sebagai akibatnya, bawahan mungkin menerima suatu informasi yang kabur dari atasannya begitu pula para atasan (manajer puncak) akan memperoleh suatu gambaran yang tidak lengkap atau kurang pas terhadap apa yang sebenarnya terjadi di tingkat bawah. Struktur organisasi yang mendatar (flat) dengan tingkatan organisasi yang lebih sedikit, dan lebih banyak rentang kendalinya (spam of control) akan dapat membantu mengurangi terjadinya distorsi. Struktur organisasi mendatar ditampilkan dalam Gambar 1.5.
Gambar 1.5 Struktur organisasi mendatar

2.      Saluran Komunikasi Informal
Bagan organisasi formal akan dapat menggambarkan bagaimana informasi yang ada ditransformasikan dari satu bagian ke bagian yang lainnya sesuai dengan jalur hierarki yang ada. Namun, dalam praktik tampaknya garis-garis dan kotak-kotak yang tergambar pada struktur organisasi tidak mampu mencegah orang-orang dalam suatu organisasi untuk saling bertukar informasi antara orang yang satu dengan orang yang lain. Oleh karena itu, keberadaan jaringan komunikasi informal dalam suatu organisasi tidak dapat dielakkan. Jaringan ini dapat pula digunakan oleh para manajer untuk memonitor para karyawan dalam melakukan tugasnya.
Dalam jaringan komunikasi informal, orang-orang yang ada dalam suatu organisasi, tanpa memedulikan jenjang hierarki, pangkat dan kedudukan/jabatan, dapat berkomunikasi secara luas (lihat gambar 1.6). Meskipun hal-hal yang mereka perbincangkan biasanya bersifat umum, seperti mengobrol tentang humor yang baru didengar, kadang kala mereka juga membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan situasi kerja yang ada dalam organisasinya. Lebih lanjut, banyak orang lebih percaya desas-desus atau rumor didapat dari komunikasi informal sebagai sumber informasi dalam suatu organisasi.
Gambar 1.6 Saluran komunikasi informal

Referensi :
Muhammad, Arni. 2007. Komunikasi organisasi. Jakarta : Bumi Aksara.
Curtis, B. James J. Floye. Winsor, Jerry L. 1996. Komunikasi Bisnis dan Profesional. Pengantar: Yuyun Wirasasmita. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Purwanto, Djoko. 2006. Komunikasi Bisnis (edisi ketiga). Jakarta : Erlangga




[1] Muhammad, Arni. 2007. Komunikasi organisasi. Jakarta : Bumi Aksara. Hlm. 17-18
[2] Curtis, B. James J. Floye. Winsor, Jerry L. 1996. Komunikasi Bisnis dan Profesional. Pengantar: Yuyun Wirasasmita. Bandung: Remaja Rosdakarya.
[3] Purwanto, Djoko. 2006. Komunikasi Bisnis (edisis ketiga). Jakarta : Erlangga. Hlm. 39

Saturday, February 21, 2015

Komunikasi Bisnis (Ruang Lingkup)

A.    PENGERTIAN KOMUNIKASI BISNIS[[1]]

Menurut Purwanto (2006:4), Pengertian komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang mencakup berbagai macam bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun nonverbal untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Katz (1994:4) Komunikasi Bisnis adalah adanya pertukaran ide, pesan, dan konsep yang berkaitan dengan pencapaian serangkaian tujuan komersil. Komunikasi bisnis’ diartikan sebagai komunikasi yang terjadi dalam dunia bisnis dalam rangka mencapai tujuan dari bisnis itu. Istilah ‘bisnis’ dalam konteks ini diterjemahkan sebagai suatu organisasi perusahaan.
            Menurut Rosenbaltt (1982:7), Komunikasi Bisnis merupakan pertukaran ide, opini, informasi, instruksi dan sejenisnya, yang disajikan secara personal ataupun nonpersonal melalui simbol atau tanda, untuk mencapai tujuan - tujuan perusahaan). 
            Menurut Persing (1981:108); Komunikasi bisnis dapat didefinisikan sebagai proses penyampaian arti melalui lambang-lambang yang meliputi keseluruhan unsur yang berhubungan dengan proses penyampaian dan penerimaan pesan, baik itu dalam bentuk tulisan, lisan, maupun nonverbal yang dilakukan di dalam suatu organisasi yang membayar orang yang secara bersama-sama memproduksi dan memasarkan barang-barang dan jasa guna memperoleh keuntungan) 
Menurut Curtis (1992:6), Komunikasi bisnis adalah komunikasi dalam organisasi bisnis yang ditujukan untuk menyelesaikan masalah dan membuat keputusan. Menurutnya, semakin tinggi kedudukan seseorang dalam bisnis, ia akan semakin bergantung pada keahlian seseorang dalam membuat keputusan dan memecahkan masalah untuk suatu keberhasilan.
Dari definisi para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang mencakup berbagai macam bentuk komunikasi, baik verbal maupun nonverbal untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam komunikasi bisnis terdapat enam unsur pokok, yaitu:[[2]]
·         Memiliki tujuan, artinya komunikasi bisnis harus memiliki tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya sejalan dengan tujuan organisasi.
·         Pertukaran, dalam hal ini melibatkan paling tidak dua orang atau lbih yakni komunikator dan komunikan.
·         Gagasan, opini, informasi, instruksi merupakan isi dari pesan yang bentuknya beragam tergantung tujuan, situasi, dan kondisinya.
·         Menggunakan saluran personal atau impersonal yang mungkin bersifat tatap muka, menggunakan media tertentu atau melalui media yang menjangkau jutaan orang secara bersamaan.
·         Menggunakan simbol atau sinyal yang merupakan alat atau metode yang dapat dimengerti atau dipahami oleh penerima untuk menyampaikan pesan.
·         Pencapaian tujuan organisasi: salah satu karakteristik yang membedakan organisasi atau lembaga formal dari informasi adalah adanya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh manajemen.
B. RUANG LINGKUP KOMUNIKASI BISNIS[[3]]
1.      INTERNAL COMMUNICATION = komunikasi yang terjadi antara orng-orang yang berbeda di dalam suatu perusahaan:
Bentuk bentuk komunikasi internal
1.      Downward communication, yakni alirankomunikasi komunikasi dari atasan ke bawahan umumnya terkait dengan ttg jwb dan wewenang seseorang dlm organiasi.
Tujuannya: a. memberi penghargaan. b. memberi informasi atau argumentasi c. memberi informasi tentang prosedur dan praktek organisasi d. memberi umpan balik pelaksanaan kerja e. menyajikan informasi aspek ideologi dalam menanamkan pengertian tentang tujuan.

2.      Upward communication = Aliran komunikasi yang berasal dari bawah ke atasan
·         Apresiasi
·         Percaya.
3.      Horizontal communication = Komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar dalam suatu organisasi.
·         Mempersuasi
·         Berbagi informasi
4.      Diagonal communication = Komunikasi yang melibatkan dua tingkat organsiasi yang berbeda. Ini biasanya terjadi dalam organisasi besar yang memiliki ketergantungan.

2.      EXTERNAL COMMUNICATION = Komunikasi yang dilakukan oleh pihak organisasi atau perusahaan melalui kesepakatan mangement untuk melakukankomunikasi dengan pihak luar. Kesepakatan manajemen untuk melakukan/ dilakukan oleh pihak orang/perusahaan melalui komunikasi dengan publik luar. Media yang digunakan adalah media umum dan media massa.

Efek kegiatan komunikasi bisnis :
1.      Perubahan sikap.
2.      Perubahan opini.
3.      Perubahan perilaku.

Kegiatan komunikasi bisnis :
1.      Publisitas.
2.      Seminar.
3.      Diskusi.
4.      Periklanan.
5.      Pameran.
6.      Negosiasi.
7.      Lobying.

Bentuk komunikasi dalam kegiatan bisnis :
1.      Komunikasi antar personal
Komunikasi antar personal adalah komunikasi yang dilakukan antara seseorang dengan orang lain dalam suatu masyarakat maupun organisasi, dengan menggunakan media komunikasi tertentu dan bahasa yang mudah dipahami untuk mencapai suatu tujuan tertentu.[[4]]
2.      Komunikasi kelompok
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang sasarannya sekelompok orang yang umumnya dapat dihitung dan dikenal dan merupakan komunikasi langsung dan timbal balik.[[5]]
Pendekatan mengenai studi kelompok kecil dan organisasi, yang harus selalu diingat adalah[[6]] :
a.       Keterampilan komunikasi kelompok kecil sebagian besar adalah keterampilan kepemimpinan secara umum.
b.      Kelompok kecil dan organisasi memiliki kesamaan kultur. Masing-masing mengembangkan tata cara perilaku dan aturannya sendiri mengenai apa yang harus dan tidak harus dilakukan oleh anggota kelompok.
c.       Kelompok kecil biasanya lebih efektif dalam pemecahan masalah daripada anggotanya bekerja sendiri-sendiri.
3.      Komunikasi massa
Komunikasi massa adalah komunikasi dengan sasarannya kelompok atau orang dalam jumlah yang besar, dan pada umumnya tidak dikenal. Komunikasi massa yang baik harus harus mempunyai pesan yang disusun dengan jelas, tidak rumit dan tidak bertele-tele. Salah satu contoh bentuk komunikasi ini musalnya kelompok pendengar radio.

Karateristik komunikasi bisnis :
1.      Pesan yang disampaikan terkandung disusun untuk audien yang membutuhkan informasi.
2.      Pesan bisnis yang disusun dengan mempertimbangkan batasan waktu dan biaya
3.      Pesan bisnis biasanya disusun untuk lebih dari satu tujuan.
4.      Pesan bisnis harus mempertimbangkan nada dari pengaruhnya terhadap audien.

Penyusunan pesan bisnis ada 3 tahap yaitu :
1.      Perencanaan.
2.      Komposisi
3.      Revisi
Perencanaan
1.      Penentuan tujuan
·         Tujuan yang jelas dapat membantu pengambilan keputusan.
·         Tujuan komunikasi bisnis; informing, persuading, collaborating.
·         Cara menguji tujuan: realistik, tepat waktu, pengiriman yang tepat, dapat diterima.
2.      Analisis audiens
·         Penentuan profil audiens: jumlah & komposisi audiens, siapa audiens, reaksi audiens, tingkat pemahaman audiens, hubungan komunikator dengan audiens.
·         Cara memuaskan kebutuhan informasi: cari apa yang diinginkan, antisipasi terhadap pertanyaan, berikan semua informasi yang diperlukan serta akurat dan penekanan ide.
·         Cara memuaskan kebutuhan motivasi: pendekatan pesan argumentasi dan emosi audiens.

Pengorganisasian pesan bisnis
1.      Hal-hal tak terorganisasikan pesan dengan baik : bertel-tele, informasi tidak relevan, menyajikan ide tidak logis dan info penting yang terlupakan.
2.      Pengorganisasian pesan yang baik harus memperhatikan : subjek & tujuan yang jelas, informasi harus berhubungan dengan tujuan, pengelompokan dan penyajian ide secara logis dan mempermudah pekerjaan komunikasi.
3.      Manfaat pengorganisasian pesan yang baik : membantu audiens memahami pesan dan menerima pesan, hemat waktu dan informasi tercakup.

Pengorganisasian pesan melalui outline
1.      Tiga tahap penyusunan outline: mulai dengan ide pokok, menyusun point-point pendukung dan memberi illustrasi dengan bukti-bukti.
2.      Menentukan penyampaian pesan: pendekatan langsung dan pendekaran tidak langsung.
3.      Model organisasional: direct request, god news, bad news dan pesan-pesan persuasi.

Pengertian Laporan Bisnis [[7]]
1.      Laporan bisnis adalah suatu laporan yang memiliki sifat netral, tidak memihak, memiliki tujuan yang jelas, dan rencana penyajian fakta kepada seorang atau lebih untuk tujuan bisnis tertentu. (Herta A. Murphy & Herbert W. Hildelbrandt)
2.      Laporan bisnis adalah suatu pesan-pesan yang objektif, tersusun teratur untuk menyampaikan informasi dari suatu bagian organisasi ke organisasi lain, untuk membantu pengambilan keputusan atau pemecahan masalah.(Hematreet & Baby)

Penggolongan laporan bisnis[[8]]
Berdasarkan :
1.      Fungsi ( laporan informasi dan lap. Analitik)
2.      Subjek
3.      Formalitas ( formal dan informal)
4.      Keaslian (laporan otoriter, skarela, swasta dan publik)
5.      Frekuensinya ( berkala dan khusus)
6.      Jenis ( memorandum, surat, dalam cetakan dan formal)
7.      Kegiatan proyek ( lap. Pendahuluan, perkembangan dan lap. Akhir)
8.      Pelaksanaan pertemuan (lap. Agenda, lap. Resolusi, lap. Notulen dan lap. Pertemuan)

Persiapan Penulisan Laporan Bisnis[[9]]
1.      Definisikan masalah, tujuan, dan ruang lingkup
2.      Pertimbangkan siapa yang akan menerima laporan
3.      Menentukan ide atau gagasan
4.      Mengumpulkan bahan yang diperlukan
5.      Menganalisis dan menafsirkan data
6.      Mengorganisasi data dan mempersiapkan kerangkan akhir

Pengorganisasian Tubuh Laporan[[10]]
1.      Cara menyusun tubuh laporan:
·         Deduktif berarti menggambarkan laporan dari belakang ke depan, atau menjelaskan ide pokok atau rekomendasi terlebih dahulu sebelum hal-hal yang rinci dijelaskan.
·         Induktif berarti menjelaskan fakta-fakta yang ada sebelum ide-ide pokok, kesimpulan atau rekomendasi dikemukakan
2.      Cara penyusunan teks laporan: membuat kriteria, menyusunkan urutan peristiwa, mendeskripsian lokasi, menjelaskan suatu proses, menyusun urutan tingkat familiaritas, menyusun sumber yang digunakan dan pemecahan masalah.

C. PRINSIP-PRINSIP DASAR KOMUNIKASI BISNIS[[11]]
Menurut Murphy dan Hildebrandt ada 7 prinsip yang harus dipegang saat melakukan komunikasi bisnis yaitu :
1.      Completeness (Kelengkapan)
Completeness disini berarti, dalam berkomunikasi pembicara atau pemberi informasi selalu memberikan pendengar maupun pembaca informasi atau pesan yang lengkap, meliputi 5 W plus 1 H. 5 W terdiri dari what, who, when, where, why, sedangkan H adalah how.
2.      Conciseness (Keringkasan)
Conciseness disini berarti, dalam berkomunikasi pembicara atau pemberi informasi selalu memberikan pendengar maupun pembaca informasi atau pesan yang singkat, padat, dan jelas.
3.      Concreteness (Kekonkretan)
Concreteness disini berarti, dalam berkomunikasi pembicara atau pemberi informasi selalu memberikan pendengar maupun pembaca informasi atau pesan yang konkrit (data) dan spesifik.
4.      Consideration (Pertimbangan)
Consideration disini berarti, dalam berkomunikasi pembicara atau pemberi informasi selalu mempertimbangkan untuk mengutamakan pendengar maupun pembaca informasi/ pesan.
5.      Clarity (Kejelasan)
Clarity disini berarti, dalam berkomunikasi pembicara atau pemberi informasi selalu memberikan pendengar maupun pembaca informasi atau pesan dengan makna yang mudah dipahami.
6.      Courtesy (Kesopanan)
Courtesy disini berarti, dalam berkomunikasi pembicara atau pemberi informasi selalu memperhatikan dan membiasakan selalu kesopanan dan penghargaan untuk pendengar maupun pembaca informasi atau pesan.
7.      Correctness (Kebenaran)
Correctness disini berarti, dalam berkomunikasi pembicara atau pemberi informasi selalu memperhatikan dan membiasakan selalu untuk berbicara dan menulis kepada pendengar maupun pembaca dengan menggunakan struktur dan tata bahasa yang baik dan benar.

Referensi :
Purwanto, Djoko. 2006. Komunikasi Bisnis (edisi ketiga). Jakarta : Erlangga
Ardianto, Elvinaro dan Priyatna Soeganda. 2008. Komunikasi Bisnis (Tujuh Pilar Strategi Komunikasi Bisnis). Bandung : Widya Padjadjaran



[4] Purwanto, Djoko. 2006. Komunikasi Bisnis (edisis ketiga). Jakarta : Erlangga. Hlm. 21
[5] http://rendigooners.blogspot.com/2013/11/36-komunikasi-dalam-bidang-bisnis.html
[6] Ardianto, Elvinaro dan Priyatna Soeganda. 2008. Komunikasi Bisnis (Tujuh Pilar Strategi Komunikasi Bisnis). Bandung : Widya Padjadjaran
[7] Purwanto, Djoko. 2006. Komunikasi Bisnis (edisis ketiga). Jakarta : Erlangga. Hlm. 265
[8] Purwanto, Djoko. 2006. Komunikasi Bisnis (edisis ketiga). Jakarta : Erlangga. Hlm. 266
[9] Purwanto, Djoko. 2006. Komunikasi Bisnis (edisis ketiga). Jakarta : Erlangga. Hlm. 269
[10] Purwanto, Djoko. 2006. Komunikasi Bisnis (edisi ketiga). Jakarta : Erlangga. 2006. Hlm. 272